Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd memberikan sambutan dalam pelantikan Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum sebagai Rektor UMS jabatan 2025–2029. Foto: Ist.
SOLO – Prof. Dr. Harun
Joko Prayitno, M.Hum resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS) masa jabatan 2025–2029. Pelantikan yang berlangsung Rabu
(23/4/2025 di Auditorium Moh. Djazman Kampus 1 UMS, dihadiri Ketua Pimpinan
Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd.
Dalam sambutannya, Irwan
Akib menegaskan bahwa UMS memiliki posisi strategis sebagai cerminan dari
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.
“UMS ini sudah menjadi
patron bagi PTMA lainnya. Tidak sedikit yang belajar ke sini. Mulai dari sistem
akademik hingga tata kelola kelembagaan,” kata Irwan Akib.
Dengan keberhasilan UMS
yang telah mencapai status berkelas internasional, Irwan mengajak semua pihak
untuk tidak hanya melihat kondisi UMS saat ini, tetapi juga meneladani proses
panjang yang telah ditempuh hingga mencapai titik tersebut.
“Teman-teman PTMA jangan
hanya melihat apa yang ada sekarang, tapi bagaimana UMS bisa sampai ke titik
ini. Proses itu penting untuk dipahami dan bisa diadaptasi sesuai kondisi
masing-masing daerah,” tambahnya.
Menurutnya, dalam
meningkatkan kualitas pendidikan PTMA, Pimpinan Pusat Muhammadiyah selalu
melakukan koordinasi dan penguatan antar-PTMA yang terus dilakukan Majelis
Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar semua PTMA dapat bergerak menuju
keunggulan.
Ia juga mengajak seluruh
elemen di UMS untuk bersatu memajukan kampus tercinta ini. “Mari bersama
memajukan UMS. Ini menjadi kekuatan kita bersama,” tegasnya.
Senada dengan itu, Rektor
UMS Periode 2017-2025, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menambahkan bahwa peran
UMS sebagai pembina dari PTMA memang telah berlangsung lama.
“UMS sudah lama menjadi
pembina, masih menjadi patron dan menjadi tujuan PTMA. Itu karena UMS dilihat
sebagai role model. Ini bukan tugas ringan, tapi bisa dilaksanakan dengan
semangat ta'awun secara tim,” ujar Sofyan Anif.
Lebih jauh, ia
menyampaikan bahwa UMS telah menjadi teladan, pelopor, sekaligus pemersatu bagi
berbagai PTMA—termasuk kampus-kampus yang sedang dalam proses penguatan.
“Selama ini kita dorong,
afirmasi, satukan. PTMA yang kurang sehat pun kita bantu agar sehat kembali,”
tegasnya.
Rektor UMS Periode
2025-2029, Prof Harun mengungkapkan kesiapannya untuk meneruskan estafet
kepemimpinan dan memperkuat posisi UMS sebagai role model bagi PTMA.
“UMS memang menjadi
rujukan banyak PTMA, dan dari PTMA yang dimiliki Muhammadiyah, UMS dilihat
sebagai role model. Ini menjadi tugas berat, tapi akan menjadi ringan kalau
dikerjakan secara tim,” ujar Harun.
Lebih lanjut, ia
menegaskan bahwa posisi UMS kini bukan hanya sebagai pelopor dalam bidang
akademik, tetapi juga sebagai pemimpin dan pembaharu.
“Kami mendorong penguatan,
menyehatkan, dan menyatukan berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah dan
Aisyiyah. Bukan hanya antar PTMA, tapi juga PTMA yang masih dalam proses
penguatan kelembagaan, dari Aceh sampai Merauke,” jelasnya.
Harun juga menyoroti peran
alumni UMS yang tersebar dan berkontribusi pada perkembangan berbagai perguruan
tinggi.
"Banyak alumni UMS
yang kini menjadi penggerak perubahan di PTMA di berbagai daerah. Dari riset
hingga pengembangan SDM, UMS telah menjadi pusat sharing bagi pengembangan
Prodi yang adaptif dan produktif,” ujarnya.
Saat ini, sudah ada 21
kampus yang resmi berubah menjadi universitas Muhammadiyah, dan beberapa
lainnya sedang menunggu SK. “Dari Sabang sampai Merauke, UMS hadir sebagai
bagian dari penguatan jaringan keilmuan dan SDM,” pungkasnya.