SOLO – Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A menjadi pembicara utama dalam Pengajian Ramadan 1446 H di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (26/3/2025). Pengajian berlangsung di Auditorium Moh. Djazman UMS.
Dalam sesi utama, Syamsul
Anwar menegaskan pentingnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah
menjadi keputusan resmi Muhammadiyah. Ia menyebut empat landasan formil KHGT,
yakni Keputusan Muktamar Muhammadiyah Tahun 2015 di Makassar, Keputusan
Muktamar Muhammadiyah Tahun 2022 di Solo, Putusan Tarjih Tahun 2024 dalam
Musyawarah Nasional Tarjih, dan Tanfidz Pengembangan Pedoman Hisab Muhammadiyah
KHGT Tahun 2025.
“Kita mendefinisikan
kalender itu sebagai sistem penandaan hari untuk tujuan tertentu, seperti
sosial atau keagamaan dengan simbol tertentu. Kalender itu memang menandai
hari. Bagaimana cara menandainya? Ada dua cara, yaitu pakai nama hari dan
angka-angka,” kata Syamsul Anwar.
Dikatakannya, KHGT adalah
sistem kalender berbasis peredaran bulan mengelilingi bumi (lunar) yang
bersifat unifikatif, artinya satu hari hanya memiliki satu tanggal yang berlaku
secara global.
Bukan hanya relevan dalam
konteks ibadah seperti Ramadan dan Idulfitri, tetapi juga dapat digunakan dalam
transaksi muamalah dan berbagai aktivitas sosial. Dengan sistem ini, umat Islam
di seluruh dunia dapat memiliki acuan waktu yang sama, sebagaimana kalender Masehi
yang digunakan secara global.
“Karena kalau secara
fungsi sosial, itu sudah diambil oleh kalender yang lain,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor UMS
Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si menyoroti peningkatan kepercayaan masyarakat
terhadap UMS sebagai salah satu pilihan utama untuk melanjutkan pendidikan
tinggi.
“Kalau diukur dari jumlah
calon mahasiswa yang mendaftar sampai dengan sore ini, yang pendaftarnya sudah
penutup sehingga 10.223. Kemudian yang lolos seleksi itu 2.659. Sedangkan yang
registrasi 2.309,” ujar Sofyan Anif.
Menurutnya, angka tersebut
mencerminkan antusiasme calon mahasiswa yang terus meningkat serta kepercayaan
masyarakat terhadap kualitas pendidikan di UMS.
Selain mencermati
perkembangan pendidikan di UMS, pengajian ini juga menjadi ruang diskusi
mengenai isu-isu keislaman yang lebih luas. Salah satu yang menjadi sorotan
utama adalah upaya penyatuan kalender Hijriah global.
Sementara itu, setelah
pengajian selanjutnya dilanjutkan dengan agenda buka puasa bersama sebagai
ajang untuk mempererat silaturahmi antara akademisi, ulama, dan pimpinan
Muhammadiyah.