Politisi PDIP Aria Bima saat memberikan keterangan pers di Sukoharjo, Minggu (31/3/2025) malam. Foto: indospektrum.id
SUKOHARJO – Politisi PDIP
Aria Bima angkat bicara mengenai kemungkinan pertemuan antara mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, dan Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya,
putra putri Presiden RI bertemu saat acara ulang tahun Didit Hediprasetyo,
putra Presiden ke-8 Prabowo Subianto.
“Pertemuan-pertemuan
antar-tokoh ini, kita lihat adalah sesuatu yang menyejukkan. Sesuatu yang
membuat suasana kehidupan dalam berpolitik berbangsa ini menjadi teduh,” kata Aria
Bima di Sukoharjo, Minggu (30/3/2025) malam.
Kendati demikian, dirinya
berharap pertemuan itu merupakan sesuatu yang harus original dan bukan sekadar
pencitraan. Pertemuan diharapkan menghasilkan komitmen dalam berbangsa dan bernegara.
“Pertemuannya bukan
pertemuan mantan ketua RT atau Ketua RW. Tapi ini kan mantan Kepala Negara dan
Kepala Pemerintahan,” tuturnya.
Menurutnya, jika pertemuan
benar-benar terjadi maka sangat baik. Namun rakyat mendapatkan apa dari pertemuan
itu. Diharapkan, pertemuan menghasilkan sesuatu kebaikan
untuk kepentingan rakyat. Terlebih dengan kondisi saat ini.
Dia mengharapkan pertemuan
tidak sekadar basa-basi, dan hanya untuk kepentingan elite saja. Tetapi rakyat
mendapatkan sesuatu yang baik dari pertemuan para pemimpinnya.
“Tidak hanya pertemuan
secara pribadi. Yang saya bahas adalah pertemuan sebagai mantan kepala negara
dan kepala pemerintahan dalam kondisi dinamika persoalan politik, dan persoalan
ekonomi saat ini di masyarakat,” tuturnya.
Aria Bima menegaskan,
tentunya mantan Presiden SBY, Megawati, dan Jokowi yang paling mengetahui penting
atau tidaknya pertemuan itu dilakukan. Sebab mereka merupakan politisi dan negarawan,
sehingga tahu mana yang baik dan diperlukan untuk rakyat.
“Beliau-beliau akan
bijaksana pentingnya pertemuan antar-mantan kepala negara, kepala pemerintahan
atau antar-presiden sebelum sebelumnya,” pungkas Aria Bima.