Prosesi Grebeg Syawal yang
berlangsung di Solo Safari di Kota Solo, Minggu (6/4/2025). Foto: indospektrum.id
SOLO – Ribuan ketupat ludes dalam sekejap dalam acara Grebeg Syawal yang digelar di Solo Safari, Minggu (6/4/2025) siang. Ratusan warga rela berdesak-desakan untuk mendapatkan ketupat yang ada dalam dua gunungan.
“Ini suatu berkah, di bulan
ini Joko Tingkir kan berkahnya ini (ketupat) dari keraton,” kata Latif, salah
satu warga gajahan Solo, usai rebutan gunungan kupat.
Dia mengaku sengaja datang
ke Solo Safari untuk acara Grebeg Syawal. Bahkan setiap tahun, dirinya selalu
datang ke acara Grebeg Syawal Joko Tingkir di Taman Jurug (sebelum Solo
Safari).
Prosesi Grebeg Syawal yang
berlangsung di Solo Safari di Kota Solo, Minggu (6/4/2025). Foto: indospektrum.id
Lima ketupat yang diperoleh, lanjutnya, dua di antaranya digantung di atas rumah, dan tiga lainnya dibagikan untuk dimakan keluarga. Dirinya meyakini kupat digantung di atas rumah untuk keselamatan.
Sementara itu, prosesi
Grebeh Syawal diawali dengan arak-arakan prajurit Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton
Solo) dari depan kawasan Solo Safari. Mengikuti di belakangnya Wakil Wali Kota
Solo Astrid Widayani, Pengageng Parentah Keraton Solo, KGPH
Dipokusumo, dan sejumlah keluarga keraton.
Tampak pula sosok Joko
Tingkir naik kuda dan di belakangnya dua gunungan ketupat. Jumlah ketupat yang
ada ada di gunungan jumlahnya sekitar 3.000. Arak-arakan berhenti di pinggiran
danau yang ada di Solo Safari. Gunungan selanjutnya ditaruh di atas panggung
dan acara seremonial dimulai. Saat itu, tokoh Joko Tingkir muncul dari danau
naik perahu rakit menuju lokasi acara.
Prosesi Grebeg Syawal yang
berlangsung di Solo Safari di Kota Solo, Minggu (6/4/2025). Foto: indospektrum.id
“Ketupat itu memiliki makna simbolis. Jika lepat (bersalah) maka melakukan permohonan maaf,” kata Pengageng Parentah Keraton Solo, KGPH Dipokusumo.
Wakil Wali Kota Solo
Astrid Widayani mengatakan, Grebeg Syawal bukan hanya tradisi budaya yang harus
dilestarikan, namun juga pengingat spiritual dan penguat tali silaturahmi
antarmasyarakat.
Pihaknya mengapresiasi
manajemen Solo Safari yang telah menyelenggarakan Grebeg Syawal penuh dengan
kreativitas dan semangat pelestarian budaya.
“Harapan kami kehadiran
Grebeg Syawal di Solo Safari menjadi bukti bahwa pariwisata dan budaya dapat
berjalan seiring dan seirama. Saling menguatkan dan memberikan manfaat tidak
hanya dalam aspek hiburan, tetapi juga dalam pelestarian kearifan lokal,” kata
Astrid Widayani.
Setelah acara seremonial,
ulama Keraton Solo membacakan doa sebelum gunungan ketupat dibagikan kepada
masyarakat. Sesaat setelah doa selesai, warga yang ada di lokasi mulai mendekat
ke gunungan. Dalam waktu singkat, gunungan langsung jadi rebutan hingga ludes
tak tersisa.