
SOLO - Senior Instruktur
Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah (Jateng) Oke Desiyanto memberikan tips berkendara
sepeda motor saat momen Lebaran atau Idulfitri. Sejumlah faktor risiko perlu diperhatikan
saat berkendara di jalan raya.
“Dengan persiapan matang,
kepatuhan pada aturan, dan manajemen waktu yang baik, kita bisa mewujudkan
Lebaran yang penuh makna tanpa kecelakaan,” kata Oke Desiyanto melalui
keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (26/3/2025).
Dikatakannya, Lebaran merupakan
momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Selain sebagai hari kemenangan setelah sebulan berpuasa, Lebaran juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan tetangga.
Tradisi silahturahmi menjadi
bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Namun, di balik kegembiraan tersebut,
ada risiko yang perlu diwaspadai, terutama bagi pengendara motor yang menjadi
tulang punggung mobilitas jutaan masyarakat Indonesia selama mudik dan hari
raya.
“Alasan utama pemilihan
motor adalah kepraktisan, biaya lebih terjangkau, dan kemampuan menjangkau
daerah pelosok yang kurang terakses kendaraan umum. Namun, setelah tiba di
kampung halaman, aktivitas silaturahmi dan sungkem sering kali masih
mengandalkan motor untuk berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya,” katanya.
Kondisi ini meningkatkan
potensi kecelakaan lalu lintas jika kewaspadaan tidak dijaga akibat kelelahan
atau kecepatan tinggi, dan melanggar rambu. Beberapa faktor risiko yang perlu
diperhatikan oleh pengendara motor selama hari raya Lebaran meliputi:
1.Kepadatan Lalu Lintas
Jalanan di perkotaan
maupun pedesaan cenderung lebih ramai selama Lebaran. Arus kendaraan yang
padat, ditambah dengan emosi pengendara yang ingin cepat sampai.
2.Kondisi Fisik yang
Lelah, perjalanan mudik yang panjang, ditambah aktivitas silaturahmi
berhari-hari, dapat menyebabkan kelelahan fisik.
3. Muatan Berlebihan,
tradisi membawa oleh-oleh (seperti ketupat, kue lebaran, atau parcel)
seringkali membuat motor kelebihan muatan. Barang bawaan yang tidak diikat
dengan baik bisa mengganggu keseimbangan.
4.Anak-Anak yang Ikut
dalam Perjalanan, saat mengunjungi keluarga, banyak pengendara membawa
anak-anak tanpa perlengkapan keselamatan memadai, seperti helm khusus anak.
5.Cuaca Tidak Menentu, di bulan–bulan
hari raya di Indonesia saat ini berpotensi hujan mendadak. Jalanan licin dan
genangan air bisa mengurangi traksi ban motor.
Tradisi sungkem dan
silaturahmi adalah wujud hormat kepada keluarga. Tetapi keselamatan jiwa harus
menjadi prioritas.
Beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk tetap berhalal bi halal yaitu:
1.Batasi Jumlah Kunjungan,
rencanakan kunjungan ke keluarga terdekat terlebih dahulu, atau sepakat
berkumpul seluruh keluarga dan kerabat dekat ditempat tertentu sehingga
mengurangi jadwal perjalanan.
2.Manfaatkan teknologi
seperti video call untuk bersilaturahmi dengan kerabat yang jauh.
3.Hindari Sungkem di Jalan
Raya, Tradisi sungkem sebaiknya dilakukan di rumah, di pinggir jalan saat
sedang berkendara tidak selayaknya dan pantas dilakukan. Pastikan lokasi parkir
aman dan tidak menghalangi arus lalu lintas.
4.Bijak dalam Membagi
Waktu, jangan memaksakan diri mengunjungi semua kerabat dalam satu hari.
Kecapaian bisa mengganggu konsentrasi saat kembali berkendara.
Lebaran adalah momen untuk
merayakan kemenangan dan kebersamaan, tetapi keselamatan tetaplah utama. Bagi
pengendara motor, kesadaran akan risiko dan disiplin dalam berkendara adalah
kunci agar tradisi silaturahmi dan sungkem tidak berujung duka.