SOLO
- Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan datang ke kediaman
mantan Presiden Joko widodo (Jokowi) pada hari pertama Lebaran, Senin
(31/3/2025). Luhut datang ke kediaman Jokowi di gang Kutai Utara Nomor 1 Kelurahan
Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo dengan didampingi istri.
Luhut datang ke rumah Jokowi sekitar pukul 11.40 WIB. Luhut selanjutnya dipersilakan masuk dan bertemu Jokowi di ruang tamu. Sekitar pukul 12.35 WIB pertemuan selesai.
Sebelum
meninggalkan Rumah Jokowi, Luhut kepada para wartawan mengatakan bahwa setelah
dari Presiden Prabowo Subianto, dirinya dan istri bersilaturahmi dengan mantan Presiden
Jokowi. Sebab selama 10 tahun, dirinya menjadi anak buah dan banyak yang telah
dilakukan mantan Presiden Jokowi untuk negeri ini.
"Kita
harus jujur mengakuinya bahwa sebagai manusia tentu ada kurangnya. Saya ke
sini silaturahmi minta maaf kalau ada kurang lebih kepada Pak Jokowi dan Ibu Iriana."
kata luhut.
Dalam
pertemuan itu, Luhut mengungkapkan bahwa mantan Presiden Jokowi turut
mencermati kondisi ekonomi dan berdoa agar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
sukses. Jokowi juga berpesan kepada dirinya sebagai ketua DEN.
Namun
Luhut tidak menjelaskan secara detail mengenai pesan-pesan ekonomi yang
disampaikan. Dalam kesempatan itu, luhut menyampaikan bahwa semua
memelihara budaya santun dan ramah tamahnya indonesia.
"Demokrasi
itu betul, tapi demokrasi itu jangan merusak budaya sopan satu kita berbahasa,
berbicara. Tidak menghormati orang -orang yang sudah berkarya untuk negeri
ini. Berburuk sangka dengan cepat," ucapnya.
Luhut
menegaskan, dirinya menjadi pembantu Presiden Jokowi selama 10 tahun. Dirinya
menjadi saksi hidup dan tidak melihat Presiden Jokowi melakukan pelanggaran
secara konstitusi.
"Saya
harus katakan ini agak keras sedikit, karena menurut saya sudah ada terlalu
banyak keluar koridor. Pengamat -pengamat yang tanpa data yang jelas
memperkeruh. Itu mempersulit pemerintahan Presiden Prabowo," tandasnya.
Luhut
berharap ada suasana kekompakan di pemerintahan Presiden Prabowo dan memberinya
kesempatan untuk mengatur dan memimpin.
"Tidak
bisa juga bisa segera jadi,” tandasnya.
Seperti
makan bergizi gratis, ada yang mengkritik sana sini. Sementara keadaannya baru
berjalan dan itu perlu waktu. Dari kajian yang dilakukan ahli kemiskinan, makan
bergizi gratis merupakan program yang baik sekali.
"Jadi
kita jangan terus terpedo karya-karya bagus yang baru dimulai. Karya-karya
bagus sebelum Pak Prabowo harus kita hormati juga," ucapnya.
Semuanya
diminta kompak karena masalah yang dihadapi bangsa indonesia rumit dan
kompleks.